Hero Mage yang Jarang Dipakai Tapi Sebenarnya Overpowered - Halo, Sobat state sponsored actors! Kamu pasti sering lihat hero-hero mage yang itu-itu saja di ranked: Valentina, Novaria, Yve, atau Aurora. Tapi tahukah kamu? Ada beberapa mage yang sebenarnya punya potensi overpowered, namun jarang dipakai karena:
- butuh mekanik tertentu,
- timing power spike-nya tidak dipahami pemain,
- gaya mainnya tidak semudah meta mage populer,
- atau sekadar underestimated karena tren.
Padahal kalau dieksplor serius, mereka bisa sangat mematikan—bahkan melampaui mage mainstream.
Nah, mari kita bedah mage-mage underrated yang sebenarnya punya kekuatan luar biasa.
1. Lunox – Burst dan Sustain Sekaligus, Tapi Dianggap Sulit
Banyak pemain menganggap Lunox “susah dipakai,” sehingga kepopulerannya turun. Padahal secara mekanis, Lunox punya kelebihan yang secara logis membuatnya overpowered:
- Burst chaos yang menembus tank.
- Mode light yang memberikan sustain dan invulnerability.
- Bisa nge-burst sambil menghindari CC berbahaya.
- Power spike cepat bahkan tanpa item lengkap.
Kesalahan pemain biasanya:
- tidak memahami kapan harus chaos, kapan harus light,
- mengira Lunox harus agresif sejak awal,
- mengabaikan timing ultimate untuk menghindar.
Kalau kamu menguasai duality-nya, Lunox menjadi assassin-mage yang sangat sulit dihentikan.
2. Harith – Mobilitas Tinggi Tapi Underestimated di Meta Stun
Harith sering ditinggalkan karena meta banyak CC. Tapi itu asumsi yang terlalu disederhanakan. Faktanya:
- Shield Harith skala dengan damage dan cooldown,
- Zaman Force membuatnya mengontrol area teamfight,
- Mobilitasnya mendekati assassin,
- Dan scaling-nya kuat dari early ke mid.
Harith hanya lemah ketika pemain:
- memaksakan dive tanpa perhitungan cooldown,
- salah timing dash,
- atau pakai emblem/item yang tidak pas.
Saat dimainkan dengan disiplin, Harith tetap salah satu mage DPS paling mengerikan.
3. Vexana – Zoning, Burst, dan Summon yang Diabaikan
Banyak pemain menganggap Vexana lambat dan tidak fleksibel. Tapi kalau dibedah secara objektif:
- Burst single-target-nya tinggi,
- Summon-nya memberi pressure teamfight,
- Range CC yang luas,
- Dan dia sangat kuat menghadapi hero hiper yang mengandalkan masuk-mati-masuk.
Alasan utama dia jarang dipakai adalah persepsi lama ketika skill-nya masih “kaku.” Padahal versi terbaru jauh lebih halus dan efektif.
4. Lylia – Keliatan Ribet, Padahal Sangat Aman dan Menyakitkan
Lylia termasuk mage yang sebetulnya sangat kuat, tapi jarang dipakai oleh pemain yang tidak terbiasa dengan konsep:
- zoning bom,
- micro-movement,
- timing ultimate untuk reset kembali darah.
Bahkan secara logika gameplay:
- Dia hampir mustahil ditangkap bila dipakai benar.
- Damage-nya besar bahkan di early game.
- Dia punya salah satu clear wave tercepat.
- Sangat efektif untuk kontes objektif.
Yang membuatnya “terlihat lemah” hanyalah pemain yang membuang bom sembarangan tanpa mengelola ruang.
5. Kadita – Mage-Assassin yang Tergantung Timing
Kadita sering dianggap “gampang di-counter” padahal sebenarnya:
- Damage-nya sangat besar,
- Kombo 1-2-Ultimate-nya sulit dihindari jika set timing-nya benar,
- Mobilitas underwater dash membuatnya sulit ditangkap,
- Dan dia punya burst yang bisa menghapus MM/Assassin bahkan tanpa full item.
Kenapa jarang dipakai?
- Pemain sering masuk terlalu cepat,
- Tidak menunggu momen CC dari teman,
- Menganggap kombo harus selalu digunakan full.
Padahal kalau dimainkan dengan kalkulasi, Kadita bisa menjadi pembuka war paling berbahaya di Land of Dawn.
6. Zhask – Salah Satu Pusher dan Zoner Terkuat
Zhask hampir tidak pernah masuk radar meta, padahal:
- DPS turret-nya gila-gilaan,
- Pressure lane luar biasa kuat,
- Menang lawan banyak hero melee,
- Dan sangat efektif untuk memaksa objektif.
Yang membuat orang mengabaikannya:
- butuh posisi yang bagus,
- selalu dianggap hero “diam di tempat”,
- terlihat kurang flashy.
Tapi dalam permainan objektif berbasis tempo, Zhask sangat mematikan.
7. Faramis (Post-rework) – Support yang Dipandang Lemah, Padahal Vision King
Faramis sering dianggap tidak sekuat mage atau support lainnya karena sudah tidak punya skill revive. Tapi pemain yang menganggap dia lemah biasanya hanya melihat sekilas tanpa mendalami:
- Dia punya salah satu burst poke terbaik,
- Range CC-nya mengganggu rotasi musuh,
- Skill 1 membuat visibilitas map sangat luas,
- Dan pasifnya membantu teamfight panjang.
Faramis sangat kuat ketika digunakan secara makro, bukan mekanik semata.
Mengapa Mage Overpowered Bisa Tetap Jarang Dipakai?
Ada beberapa alasan logis:
- Bias komunitas – pemain memilih hero yang “dianggap meta”.
- Kurangnya pemahaman power spike – hero yang butuh timing sering disalahgunakan.
- Kurangnya mekanik atau latihan – padahal hero itu sebenarnya sangat aman (seperti Lylia).
- Hero tidak flashy – damage besar tapi tidak terlihat spektakuler.
- Gaya main yang menuntut kesabaran – pemain terlalu ingin instant impact.
Kalau kamu bisa melepaskan diri dari bias ini, kamu akan sadar bahwa banyak hero underrated sebenarnya menyimpan potensi luar biasa.
Kesimpulan
Mage jarang dipakai bukan berarti mage itu lemah. Justru banyak di antaranya overpowered kalau:
- pemain memahami power spike-nya,
- paham timing masuk-keluar,
- build dan emblem disesuaikan,
- dan dimainkan dengan kesabaran strategis.
Lunox, Harith, Vexana, Lylia, Kadita, Zhask, dan Faramis adalah contoh kuatnya. Mereka tidak kehilangan kekuatan—pemain saja yang sering salah menilai.
